YOUR CORPORATE PARTNER TO BUILD, SUSTAIN & THRIVE
- +62 811-1185-6060
- info@gosustain.id
Social Return on Investment (SROI) adalah sebuah metode analisis yang digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu investasi, program, atau kegiatan memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam bentuk nilai finansial. Dengan pendekatan ini, setiap manfaat yang tercipta dari sebuah program dapat dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga menghasilkan rasio yang mudah dipahami.
Misalnya, jika sebuah program memiliki SROI sebesar 3:1, artinya setiap Rp 1 yang diinvestasikan menghasilkan nilai sosial sebesar Rp 3. Dengan demikian, SROI bukan hanya alat pengukuran, tetapi juga sebuah strategi untuk meningkatkan efektivitas program keberlanjutan.
Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan, organisasi sosial, hingga pemerintah dalam mengevaluasi inisiatif keberlanjutan maupun program Corporate Social Responsibility (CSR). SROI membantu menjawab pertanyaan penting: apakah investasi yang dilakukan benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan?
Di Indonesia, konsep SROI mulai diperkenalkan pada tahun 2013 oleh lembaga seperti Social Investment Indonesia (SII). Setahun kemudian, pada 2014, digelar pelatihan resmi SROI yang menghadirkan Jeremy Nicholls, pendiri SROI Network UK (sekarang dikenal sebagai Social Value International).
Sejak saat itu, semakin banyak perusahaan di Indonesia yang mengadopsi metode ini, terutama untuk mengukur dampak program CSR mereka. Pada 2021, pengakuan terhadap SROI semakin kuat ketika Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memasukkannya sebagai salah satu kriteria dalam Program PROPER, sesuai Peraturan Menteri LHK No. 1/2021.
Langkah ini menandai pentingnya pengukuran nilai sosial dalam upaya mendorong perusahaan agar lebih bertanggung jawab terhadap masyarakat sekaligus menjaga lingkungan.
Perusahaan energi yang berinvestasi dalam proyek energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya di daerah terpencil, bukan hanya meningkatkan akses energi, tetapi juga membuka lapangan kerja baru.
Contoh Perhitungan: Jika investasi sebesar Rp 5 juta menghasilkan manfaat sosial Rp 15 juta, maka SROI adalah 3:1.
Perusahaan FMCG sering menjalankan program daur ulang sampah plastik berbasis masyarakat. Program ini mengurangi volume sampah, sekaligus meningkatkan kesadaran konsumen akan pola hidup ramah lingkungan.
Contoh Perhitungan: Biaya program Rp 100 juta mampu menghemat Rp 200 juta dari pengelolaan sampah, maka SROI = 2:1.
Program pelatihan tenaga kerja lokal memberi dampak signifikan bagi masyarakat. Selain menciptakan pekerja terampil, juga meningkatkan perekonomian setempat.
Contoh Perhitungan: Investasi Rp 25 juta untuk pelatihan menghasilkan peningkatan pendapatan Rp 50 juta, sehingga SROI = 2:1.
Penyediaan akses internet gratis di sekolah pedesaan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkecil kesenjangan digital.
Contoh Perhitungan: Investasi Rp 1 juta menghasilkan dampak akademik dan sosial senilai Rp 5 juta, maka SROI = 5:1.
SROI memungkinkan perusahaan melaporkan hasil program CSR secara terukur. Ini penting untuk menunjukkan bahwa kontribusi perusahaan benar-benar memberikan dampak nyata, bukan sekadar formalitas.
Dengan SROI, perusahaan dapat membandingkan efektivitas berbagai program. Jika ada program dengan dampak rendah, perusahaan bisa memperbaikinya atau mengalihkan sumber daya ke inisiatif yang lebih bermanfaat.
Investor saat ini tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan. Perusahaan yang mengukur dampak sosial melalui SROI akan lebih menarik bagi investor yang peduli ESG.
SROI juga membantu perusahaan memenuhi standar pelaporan global seperti Global Reporting Initiative (GRI). Hal ini memperkuat kredibilitas perusahaan di mata regulator dan publik.
Walaupun memiliki banyak manfaat, penerapan SROI juga memiliki tantangan, seperti:
Data dan Pengukuran: Mengumpulkan data akurat tentang dampak sosial seringkali sulit dilakukan.
Subjektivitas Nilai Sosial: Mengubah dampak sosial menjadi angka finansial membutuhkan pendekatan tertentu yang bisa berbeda antar perusahaan.
Biaya Implementasi: Proses perhitungan SROI memerlukan tenaga ahli, waktu, dan sumber daya tambahan.
Namun, jika dikelola dengan tepat, manfaat jangka panjang dari SROI jauh lebih besar dibanding tantangannya.
Social Return on Investment (SROI) bukan hanya metode pengukuran, tetapi juga alat strategis untuk membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih baik dalam program keberlanjutan.
Dengan menghitung SROI, perusahaan dapat:
Menilai efektivitas program,
Meningkatkan reputasi,
Menarik investor,
Memperkuat dampak sosial dan lingkungan.
Di era di mana keberlanjutan menjadi kunci utama pertumbuhan bisnis, SROI hadir sebagai jembatan yang menghubungkan investasi finansial dengan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
PT GLOBAL SUSTAINABILITY & DIGITAL CONSULTING
GOSUSTAIN
Copyright © 2025. All rights reserved.