YOUR CORPORATE PARTNER TO BUILD, SUSTAIN & THRIVE

Net Zero Emission Solusi Krisis Iklim dan Masa Depan Berkelanjutan

Ilustrasi: Cat Amongst Coastal Debris and Litter. (Pexels.com Austin Garcia)

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah Net Zero Emission semakin sering terdengar, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang krisis iklim global. Tema ini bahkan menjadi sorotan utama dalam Konferensi Perubahan Iklim COP 29 yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan, pada tahun 2024. Konsep ini bukan sekadar jargon, melainkan pilar penting dalam strategi dunia untuk menekan laju perubahan iklim dan melindungi bumi bagi generasi mendatang.

Kenaikan suhu global yang kini sudah mencapai sekitar 1,2 derajat Celcius dibandingkan era pra-industri menjadi sinyal bahaya. Jika dibiarkan, suhu bumi bisa naik lebih dari 1,5 derajat Celcius, sebuah ambang batas yang menurut para ilmuwan akan membawa dampak serius terhadap ekosistem, kesehatan manusia, hingga keberlangsungan ekonomi global.

Apa Itu Net Zero Emission?

Secara sederhana, Net Zero Emission adalah kondisi ketika jumlah emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida, yang dilepaskan ke atmosfer sama dengan jumlah yang berhasil diserap kembali. Penyerapan ini bisa dilakukan secara alami melalui hutan, tanah, dan lautan, ataupun dengan bantuan teknologi penyerapan karbon seperti Carbon Capture and Storage (CCS).

Dengan tercapainya kondisi ini, konsentrasi karbon di atmosfer akan stabil di tingkat “nol bersih”. Artinya, meskipun aktivitas manusia masih menghasilkan emisi, jumlah tersebut dapat diseimbangkan sehingga tidak memperburuk krisis iklim.

Berdasarkan laporan ilmiah, untuk menjaga suhu bumi tetap terkendali, emisi global perlu turun 45% pada 2030 dan dunia harus mencapai Net Zero paling lambat 2050.

Jalan Menuju Net Zero Emission

Mewujudkan Net Zero Emission bukan hal yang mudah. Transformasi besar dibutuhkan dalam cara manusia menghasilkan energi, mengonsumsi sumber daya, hingga bertransportasi.

1. Transisi Energi dari Fosil ke Terbarukan

Sektor energi adalah penyumbang terbesar emisi global, mencapai sekitar 75% dari total emisi gas rumah kaca. Karena itu, langkah paling krusial adalah mengganti sumber energi berbahan bakar fosil dengan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, panas bumi, dan hidro.

Energi terbarukan tidak hanya menekan emisi, tetapi juga menjanjikan keberlanjutan jangka panjang. Negara-negara maju seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat sudah mempercepat transisi ini, sementara negara berkembang seperti Indonesia masih berada dalam tahap awal dengan berbagai tantangan.

2. Peran Biofuel dalam Transisi Energi Indonesia

Indonesia menghadapi keterbatasan dalam pemanfaatan tenaga angin dan surya karena faktor geografis. Namun, negara ini memiliki potensi besar pada sektor biofuel.

Program B35 (biodiesel dengan campuran 35% bahan nabati) adalah salah satu langkah konkret pemerintah. Biofuel berbasis kelapa sawit, singkong, hingga tebu dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus memberikan manfaat ekonomi, seperti:

  • Membuka lapangan kerja baru,

  • Meningkatkan nilai tambah produk pertanian,

  • Mengurangi impor bahan bakar.

Selain itu, pemanfaatan biofuel juga memperkuat ketahanan energi nasional, menjadikannya solusi yang relevan bagi negara berkembang.

3. Perubahan Pola Konsumsi dan Mobilitas

Masyarakat global juga dituntut untuk mengubah cara hidup, misalnya dengan:

  • Mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil,

  • Beralih ke transportasi umum atau kendaraan listrik,

  • Menghemat energi di rumah tangga,

  • Memilih produk ramah lingkungan.

Setiap tindakan kecil memiliki kontribusi dalam menekan emisi karbon.

Komitmen Dunia Menuju Net Zero

Hingga pertengahan 2024, sebanyak 107 negara sudah berkomitmen resmi mencapai Net Zero Emission. Negara-negara ini menyumbang 82% dari total emisi global. Namun, realisasinya masih menjadi tantangan besar.

Menurut laporan PBB, dengan komitmen yang ada saat ini, penurunan emisi hanya mencapai sekitar 2,6% pada 2030 dibandingkan level 2019—jauh dari target yang dibutuhkan.

Karena itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, membentuk Kelompok Ahli Tingkat Tinggi pada 2022. Tujuannya adalah memastikan bukan hanya pemerintah, tetapi juga sektor swasta dan masyarakat sipil ikut bertanggung jawab dalam transisi energi ini.

Tantangan Besar Menuju Nol Bersih

Meski penting, perjalanan menuju Net Zero Emission penuh hambatan. Beberapa tantangan utama antara lain:

  1. Ketergantungan pada energi fosil
    Banyak negara, termasuk Indonesia, masih bergantung pada batu bara sebagai sumber energi utama. Transisi membutuhkan investasi besar dan waktu panjang.

  2. Pendanaan dan investasi
    Negara berkembang memerlukan dukungan finansial dari negara maju untuk membiayai infrastruktur energi terbarukan dan teknologi hijau.

  3. Resistensi sosial dan ekonomi
    Perubahan sistem energi bisa memengaruhi jutaan pekerja di sektor fosil. Karena itu, diperlukan strategi transisi yang adil agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial.

  4. Teknologi penyerapan karbon
    Meskipun menjanjikan, teknologi ini masih mahal dan belum banyak diterapkan dalam skala besar.

Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Meski penuh tantangan, Net Zero Emission tetap menjadi tujuan global yang wajib dicapai. Bagi Indonesia, mengintegrasikan biofuel, memperluas energi terbarukan, serta memperkuat kebijakan hijau adalah kunci agar tetap relevan di panggung internasional.

Jika seluruh dunia bergerak lebih cepat, Net Zero tidak hanya menjadi solusi untuk krisis iklim, tetapi juga membuka jalan menuju masa depan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Net Zero Emission adalah langkah penting untuk menjaga bumi dari dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Konsep ini menuntut keseimbangan antara emisi yang dilepas dengan yang diserap kembali, baik secara alami maupun melalui teknologi.

Untuk mencapainya, diperlukan kolaborasi global, transisi energi bersih, inovasi teknologi, serta perubahan pola hidup masyarakat. Meski jalannya tidak mudah, tujuan ini memberikan harapan bagi terciptanya masa depan hijau dan berkelanjutan untuk seluruh umat manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Untitled-design-8

PT GLOBAL SUSTAINABILITY & DIGITAL CONSULTING

GOSUSTAIN

Copyright © 2025. All rights reserved.