YOUR CORPORATE PARTNER TO BUILD, SUSTAIN & THRIVE

TJSL Komitmen Nyata Perusahaan untuk Sosial dan Lingkungan

Ilustrasi: CSR.(SHUTTERSTOCK/DEEMERWHA STUDIO)

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) merupakan komitmen nyata perusahaan untuk turut serta dalam pembangunan berkelanjutan dengan menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Lebih dari sekadar kewajiban hukum, TJSL kini menjadi bagian dari strategi korporasi modern yang ingin mengintegrasikan nilai-nilai etika ke dalam aktivitas bisnis.

Di Indonesia, pelaksanaan TJSL diatur oleh berbagai regulasi, seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang secara khusus mengamanatkan perusahaan—terutama yang bergerak dalam bidang sumber daya alam—untuk menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan secara aktif. Ini menegaskan bahwa kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari dampak terhadap lingkungan dan masyarakat.

Mengapa TJSL Penting dalam Kerangka ESG?

TJSL memiliki keterkaitan erat dengan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). ESG merupakan kerangka kerja yang digunakan investor, konsumen, dan pemangku kepentingan untuk menilai dampak keberlanjutan dan tanggung jawab sosial dari suatu perusahaan.

Dengan menjalankan TJSL berbasis ESG, perusahaan menunjukkan komitmen terhadap praktik bisnis yang etis, transparan, dan berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. ESG juga menjadi indikator penting bagi keberhasilan bisnis jangka panjang di tengah meningkatnya kesadaran konsumen dan investor terhadap isu keberlanjutan.

Tujuan dan Manfaat TJSL Berbasis ESG

Tujuan Strategis TJSL

Pelaksanaan TJSL bertujuan untuk:

  • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

  • Melindungi dan memulihkan kondisi lingkungan.

  • Menumbuhkan praktik bisnis yang beretika dan bertanggung jawab.

  • Menciptakan nilai jangka panjang yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Manfaat Bagi Perusahaan

Implementasi TJSL berbasis ESG membawa banyak keuntungan strategis, di antaranya:

  • Peningkatan reputasi merek yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial.

  • Daya tarik investor, terutama mereka yang memiliki fokus pada investasi berkelanjutan.

  • Peningkatan loyalitas pelanggan dan karyawan, karena perusahaan dianggap memiliki integritas.

  • Peluang kemitraan strategis dengan lembaga pembangunan, komunitas lokal, dan sektor publik.

Dampak Positif Bagi Masyarakat dan Lingkungan

Melalui TJSL, perusahaan memberikan kontribusi nyata dalam hal:

  • Pemberdayaan ekonomi lokal.

  • Akses pendidikan dan pelatihan keterampilan.

  • Perbaikan infrastruktur publik.

  • Program konservasi alam dan pengurangan emisi karbon.

  • Penggunaan energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan.

Pilar-Pilar TJSL dalam Perspektif ESG

1. Pilar Lingkungan (Environmental)

Perusahaan diharapkan aktif dalam inisiatif yang mendukung pelestarian lingkungan, seperti:

  • Program daur ulang dan pengurangan sampah.

  • Efisiensi penggunaan energi dan air.

  • Penggunaan energi terbarukan.

  • Reboisasi dan pelestarian keanekaragaman hayati.

2. Pilar Sosial (Social)

Pada aspek sosial, perusahaan melibatkan diri dalam kegiatan yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti:

  • Pelatihan vokasional dan pemberdayaan perempuan.

  • Program kesehatan dan sanitasi.

  • Penguatan UMKM melalui pendampingan dan permodalan.

  • Inisiatif tanggap darurat dan bantuan bencana.

3. Pilar Tata Kelola (Governance)

Tata kelola yang baik menjadi fondasi pelaksanaan TJSL yang efektif dan akuntabel, antara lain:

  • Transparansi dalam pelaporan program.

  • Audit berkala dan penilaian dampak.

  • Integrasi prinsip etika dalam seluruh proses bisnis.

  • Keterlibatan pemangku kepentingan secara inklusif.

Contoh Implementasi TJSL di Berbagai Sektor

Sektor Energi dan Pertambangan

PT Pertamina menjalankan program “Sobat Bumi” yang mencakup pelestarian lingkungan dan pemberdayaan UMKM. Ini sejalan dengan prinsip ESG dalam mendukung ketahanan energi dan pembangunan masyarakat.

Sektor Perbankan

Bank BRI mengembangkan program literasi keuangan, mendukung usaha kecil, dan membangun infrastruktur pendidikan sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat.

Sektor Teknologi

Telkomsel berkontribusi melalui pelatihan literasi digital dan coding untuk pemuda di daerah tertinggal, memperluas inklusi digital sebagai bentuk tanggung jawab sosial.

TJSL dan Reputasi Bisnis

Pelaksanaan TJSL berbasis ESG tidak hanya meningkatkan citra positif perusahaan, tetapi juga memperkuat posisi mereka di mata publik, pelanggan, dan investor. Reputasi yang baik adalah aset tak berwujud yang memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis.

Perusahaan yang secara konsisten menjalankan TJSL mendapatkan:

  • Tingkat kepercayaan lebih tinggi dari pemangku kepentingan.

  • Kemudahan akses terhadap pendanaan dan kemitraan strategis.

  • Dukungan regulasi karena dianggap memenuhi standar keberlanjutan.

Mengintegrasikan TJSL dalam Strategi Bisnis

Agar efektif, TJSL perlu diintegrasikan secara sistematis ke dalam visi, misi, dan strategi bisnis perusahaan. Ini mencakup:

  • Menetapkan Key Performance Indicators (KPI) berbasis ESG.

  • Menyusun anggaran khusus untuk program TJSL.

  • Melibatkan manajemen puncak dalam pengambilan keputusan terkait keberlanjutan.

  • Melakukan evaluasi berkala untuk perbaikan program.

Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pelaporan TJSL

Tahapan Perencanaan

Proses perencanaan mencakup:

  • Pemetaan kebutuhan sosial dan lingkungan.

  • Penentuan prioritas program yang relevan.

  • Kolaborasi dengan pemangku kepentingan lokal untuk memastikan keberhasilan.

Pemantauan dan Evaluasi

Monitoring dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi program, sementara evaluasi digunakan untuk mengukur dampak jangka panjang dari inisiatif TJSL terhadap masyarakat dan lingkungan.

Laporan Keberlanjutan

Perusahaan diwajibkan untuk menyusun laporan keberlanjutan sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas. Laporan ini berisi:

  • Ringkasan kegiatan TJSL.

  • Realisasi anggaran.

  • Capaian indikator ESG.

  • Rekomendasi perbaikan.

Regulasi dan Kebijakan Pemerintah

Pelaksanaan TJSL di Indonesia dipandu oleh sejumlah regulasi penting, antara lain:

  • UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

  • Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/04/2021

  • POJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Pelaporan Keberlanjutan

Lembaga seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian BUMN berperan sebagai fasilitator dan pengawas dalam pelaksanaan TJSL yang sesuai dengan prinsip ESG.

Peran Pemangku Kepentingan

Manajemen Perusahaan

Manajemen menetapkan arah kebijakan TJSL dan memastikan alokasi sumber daya yang memadai untuk program keberlanjutan.

Karyawan

Keterlibatan aktif karyawan sebagai relawan, pelaksana program, maupun duta keberlanjutan, sangat penting untuk menumbuhkan budaya perusahaan yang peduli sosial dan lingkungan.

Komunitas dan LSM

Organisasi masyarakat dan LSM bertindak sebagai mitra pelaksana yang memastikan program tepat sasaran dan memberi dampak nyata.

Tantangan dan Inovasi

Tantangan Umum

  • Rendahnya kesadaran internal perusahaan terhadap ESG.

  • Keterbatasan anggaran, khususnya di sektor UMKM.

  • Kompleksitas regulasi yang tidak seragam.

  • Minimnya indikator pengukuran dampak sosial yang standar.

Inovasi Teknologi dalam TJSL

Pemanfaatan teknologi sangat membantu dalam mempercepat implementasi dan meningkatkan transparansi, seperti:

  • Pelaporan real-time berbasis digital.

  • Penggunaan energi hijau dan sistem pengolahan limbah modern.

  • Pengembangan aplikasi pelacakan dampak sosial secara terstruktur.

Rekomendasi Praktik Baik TJSL Berbasis ESG

  • Lakukan penilaian kebutuhan masyarakat secara partisipatif.

  • Bangun kolaborasi dengan komunitas lokal dan sektor swasta.

  • Tetapkan indikator kinerja terukur sesuai prinsip ESG.

  • Tingkatkan kapasitas internal melalui pelatihan berkelanjutan.

  • Pastikan pelaporan dilakukan secara transparan dan akuntabel.

Kesimpulan

TJSL berbasis ESG kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari strategi bisnis jangka panjang. Perusahaan yang serius mengintegrasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan ke dalam operasionalnya akan mendapatkan keuntungan reputasi, loyalitas pasar, dan keberlanjutan bisnis yang lebih kuat.

Menghadapi tantangan global seperti krisis iklim, ketimpangan sosial, dan keterbatasan sumber daya, implementasi TJSL bukan hanya tuntutan eksternal, tetapi kebutuhan internal untuk bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Untitled-design-8

PT GLOBAL SUSTAINABILITY & DIGITAL CONSULTING

GOSUSTAIN

Copyright © 2025. All rights reserved.